Paus Fransiskus bukan raja, bukan penguasa, tapi langkahnya menggugah hati.—Dari Betlehem ke Baghdad, dari lorong Masjid Istiqlal ke rumah sederhana di Najaf, dari reruntuhan Mosul ke mimbar Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia tidak menulis sejarah dengan tinta kekuasaan, tapi menulisnya dengan keringat, keheningan, dan keberanian untuk hadir di tengah luka dunia.
Lalu hadir Paus Leo XIV, sang Singa Penjaga, bukan untuk menggantikan cahaya, tetapi menjaganya tetap menyala di tengah badai.
Buku ini adalah kisah tentang sebuah ziarah—bukan hanya secara fisik, tetapi juga spiritual secara mendalam. Bukan sekadar catatan perjalanan, melainkan ziarah spiritual melintasi iman dan waktu. Menyatukan keyakinan bahwa cinta, kehadiran, dan keberanian adalah warisan terbesar yang bisa ditinggalkan oleh pemimpin sejati.
- Penulis : Iwan Isdawarman
- Penerbit: Nuansa Cendekia
- ISBN: 978-623-335-327-4
- Ukuran: 14,5 x 21 cm
- Tebal: 108 hlm
