Sutan Syahrir: Pejuang Bangsa yang Cerdas dan Progresif

Rp66.000

Sutan Syahrir adalah salah seorang pejuang bangsa yang gigih. Ia merupakan sosok pemikir atau cendekiawan yang cerdas, kritis, dan berwawasan luas. Bersama Soekarno dan Hatta, Syahrir sering disebut sebagai “founding fathers” bangsa. Soekarno, Hatta, dan Syahrir merupakan tiga serangkai yang gigih memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan. Ketiga manusia itu merupakan sosok yang berkarakter (hampir) sama: berani, cerdas, kritis, dan berwawasan luas.

Dalam usaha memerdekakan dan mencerdaskan bangsa, Syahrir menempuh banyak cara dan melalui berbagai hal: organisasi, mendirikan sekolah, mengelola media massa, menulis, hingga menggalang gerakan bawah tanah. Untuk memerdekakan bangsa, ia menempuh banyak cara dan jalan: jalur pemikiran, diplomasi, dan gerakan di lapangan sekaligus.

Dalam berjuang memerdekakan bangsa, Syahrir menolak bujuk rayu pemerintahan kolonial. Iming-iming jabatan dan materi dari pemerintahan kolonial tak mampu menggoyahkan semangat Syahrir untuk terus memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara. Sikap non-koperasi Syahrir kepada pemerintahan kolonial memang penuh resiko: dia sering diintimidasi, ditangkap, dan dipenjara oleh pemerintahan kolonial. Syahrir juga sering diasingkan dan dibuang ke tempat terpencil di pedalaman yang menyengsarakan dan jauh dari akses informasi.

Syahrir memang telah lama “pergi”. Namun, pejuang yang berjiwa nasionalis dan sang demokrat sejati yang selalu memperjuangkan hak-hak rakyat ini menjadi “inspirasi” yang tak pernah kering bagi bangsa dan negara.[]

  • Penulis: Neni Suhaeni
  • Penerbit: Nuansa Cendekia
  • ISBN: 978-623-335-189-8
  • Ukuran: 14,5 x 21 cm
  • Tebal: 62 hlm

Description

Buku Sutan Syahrir: Pejuang Bangsa yang Cerdas dan Progresif adalah biografi yang mengulas secara mendalam pemikiran dan peran kunci salah satu tokoh kemerdekaan Indonesia yang paling intelektual dan berpandangan jauh ke depan. Karya ini menelusuri perjalanan Syahrir, mulai dari pendidikan di Eropa yang membentuk idealismenya tentang sosialisme demokratis, kiprahnya dalam gerakan bawah tanah melawan Belanda, hingga perannya yang menentukan sebagai Perdana Menteri pertama Republik Indonesia. Dengan fokus pada kecerdasan strategisnya dalam diplomasi awal revolusi, buku ini menyoroti bagaimana Syahrir secara progresif mendesak Indonesia agar diakui sebagai negara merdeka di mata dunia, sembari memperjuangkan gagasan tentang pentingnya menjunjung tinggi hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi yang jauh melampaui masanya.