Gajah dan Semut di Seberang Lautan
Berkata seekor gajah Di pelupuk mata Badrul Mustafa “Aku melihatnya, tapi kini ia sudah sampai Di seberang lautan.”   Pada gajah itu Badrul bertanya, “Siapa yang telah engkau lihat Di seberang lautan?”   Gajah itu menjawab, “Aku melihat seekor semut.”   Badrul Mustafa bertanya lagi, “Apa yang sedang dilakukan semut Di seberang lautan itu?”   Gajah itu menjawab, “Aku melihatnya membawa sebutir gula, Lalu menyeberang dari satu lautan Ke lautan lain.”   Badrul Mustafa mendehem.   Para pengawal Badrul Mustafa mengejar Seekor semut di seberang lautan Dan menginterogasinya, “Apakah yang dilihat gajah Di pelupuk mata Badrul Mustafa itu Adalah dirimu?”   Semut itu menjawab, “Sesungguhnya yang dilihat gajah itu Bukanlah diriku, tapi seekor gajah yang lain.”   Pengikut Badrul Mustafa Menyampaikan kabar itu pada gajah. Tapi gajah itu menyangkal, “Tak mungkin yang dilihatnya itu adalah gajah lain, Sebab tentu saja akan terlihat belalai panjang Dan kuping lebar.”   Semut pun berkata apa yang dilihat gajah Di seberang lautan itu adalah gajah lain Dan hanya karena tampak sangat kecil, Maka gajah itu beriman begitu saja Bahwa yang dilihatnya itu adalah semut.   Gajah bersikeras bahwa semut akan selalu terlihat, Baik itu ketika berada di pelupuk mata Atau di seberang lautan paling jauh sekalipun.   Semut pun bertegas bahwa Gajah tetaplah gajah dan semut tetaplah semut, Meskipun berada di pelupuk mata Atau di seberang lautan sekalipun, “Hanya saja,” katanya lagi, “Semut di seberang lautan Lebih sering disebut-sebut Badrul Mustafa, Daripada gajah di seberang lautan. Daripada…”   Author: Heru Joni Putra  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *