Jika Allah bermaksud membuka mata hati seorang hamba, maka Dia akan membuatnya sibuk melayani-Nya dalam berbagai urusan lahiriah dan mencintai-Nya dalam berbagai urusan batiniah. Mengimani Allah berarti mencintai-Nya. Kenikmatan iman dimaksudkan untuk mendidik hati. Buah yang diharapkan dari iman adalah jiwa dermawan, hati yang tenang, dan pekerti yang mulia kepada makhluk. Ringkasnya, semuanya itu dimaksudkan untuk menjadikan hambanya “lebih dekat dengan Allah.”
Terdapat beberapa bahasan menarik dalam buku yang merujuk pada al-hikam, sebuah mahakarya Ibn Atha’illah as-Sakandari, salah seorang ulama terkemuka di dunia Islam ini, yakni menyangkut dimensi hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Al-Khaliq, juga dalam hubungannya dengan sesama makhluk. Di antaranya manfaat uzlah, Empat sikap perilaku hamba saat berhubungan dengan-Nya, Makrifat Allah tidak ada hubungannya dengan amalmu, ruh amal adalah ikhlas; Bodohnya orang yang ingin mengubah kehendak Allah, salah satu penyebab utama kehinaan diri adalah ketamakan, hati tidak mungkin bersinar manakala keduaniaan menutupinya. Semuanya terdapat 102 pokok bahasan, disertai dengan doa-doa dan surat-surat Ibnu Atha’illah untuk sahabat-sahabatnya.