Home Artikel Pengertian Jurnalistik Online dan Karakteristiknya

Pengertian Jurnalistik Online dan Karakteristiknya

719

Jurnalistik Online Panduan Mengelola Media Online

Kehadiran internet memunculkan jurnalistik online atau jurnalisme digital.

Saat ini eranya jurnalistik online atau jurnalisme daring. Berita dan ragam informasi tersaji di internet melalui website dan aplikasi.

Apa itu jurnalik online yang disebut jurnamisme masa kini dan masa depan?

Berikut ini ulasan tentang pengertian jurnalistik online serta prinsip, karakteristik, dan sejarahnya.

Pengertian Jurnalistik Online

Jurnalistik online merupakan ”generasi baru” jurnalistik setelah jurnalistik konvensional (jurnalistik media cetak seperti suratkabar) dan jurnalistik penyiaran (broadcast journalism –radio dan televisi).

Jurnalistik Online (online journalism) disebut juga cyber journalism, jurnalistik internet, dan jurnalistik web (web journalism).

Pengertian jurnalistik online terkait banyak istilah, yakni jurnalistik, online, internet, dan website.

Jurnalistik dipahami sebagai proses peliputan, penulisan, dan penyebarluasan informasi (aktual) atau berita melalui media massa. Secara ringkas dan praktis,  jurnalistik bisa diartikan sebagai “memberitakan sebuah peristiwa”.

Online dipahami sebagai keadaan konektivitas (ketersambungan) mengacu kepada internet atau world wide web (www). Online merupakan bahasa internet yang berarti “informasi dapat diakses di mana saja dan kapan saja” selama ada jaringan internet (konektivitas).

Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiyah artinya “jaringan antarkoneksi”. Internet dipahami sebagai sistem jaringan komputer yang saling terhubung.

Berkat jaringan itulah yang ada di sebuah komputer dapat diakses orang lain melalui komputer lainnya. Internet “menghasilkan” sebuah media –dikenal dengan “media online”—utamanya website.

Website atau site (situs) adalah halaman mengandukung konten (media), termasuk teks, video, audio, dan gambar. Website bisa diakses melalui internet dan memiliki alamat internet yang dikenal dengan URL (Uniform Resource Locator) yang berawalan www atau http:// (Hypertext Transfer Protocol).

Dari pengertian ketiga kata tersebut, jurnalistik online dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian informasi melalui media internet, utamanya website.

Menurut Wikipedia, pengertian jurnalistik online adalah ”pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet” (reporting of facts produced and distributed via the Internet).

Karena merupakan perkembangan baru dalam dunia media, website pun dikenal juga dengan sebutan “media baru” (new media) vis a vis media konvensional –koran, majalah, radio, dan televisi.

Hal baru dalam “new media” antara lain informasi yang tersaji bisa diakses atau dibaca kapan saja dan di mana pun, di seluruh dunia, selama ada komputer dan perangkat lain yang memiliki koneksi internet.

Prinsip Jurnalistik Online

Paul Bradshaw dalam “Basic Principal of Online Journalism” (onlinejournalismblog.com) menyebutkan, ada lima prinsip dasar jurnalistik online yang disingkat B-A-S-I-C, yakni Brevity, Adaptability, Scannability, Interactivity, Community and Coversation.

1. Keringkasan (Brevity).

Berita online dituntut untuk bersifat ringkas, untuk menyesuaikan kehidupan manusia dan tingkat kesibukannya yang makin tinggi. Pembaca memiliki sedikit waktu untuk membaca dan ingin segera tahu informasi.

Maka, jurnalisme online sebaiknya berisi tulisan ringkas saja. Hal ini juga sesuai dengan salah satu kaidah bahasa jurnalistik KISS, yakni Keep It Short and Simple. Buatlah naskah yang ringkas dan sederhana.

2. Kemampuan beradaptasi (Adaptabilty).

Wartawan media online dituntut agar mampu menyesuaikan diri di tengah kebutuhan dan preferensi publik.

Dengan adanya kemajuan teknologi, jurnalis dapat menyajikan berita dengan cara membuat berbagai keragaman cara, seperti dengan penyediaan format suara (audio), video, gambar, dan lain-lain dalam suatu berita.

3. Dapat dipindai (Scannability).

Untuk memudahkan para audiens, situs-situs terkait dengan jurnalistik online hendaknya memiliki sifat dapat dipindai, agar pembaca tidak perlu merasa terpaksa dalam membaca informasi atau berita.

4. Interaktivitas (Interactivity).

Komunikasi dari publik kepada jurnalis dalam jurnalisme online sangat dimungkinkan dengan adanya akses yang semakin luas.

Pembaca atau viewer dibiarkan untuk menjadi pengguna (user). Hal ini sangat penting karena semakin audiens merasa dirinya dilibatkan, maka mereka akan semakin dihargai dan senang membaca berita yang ada.

5. Komunitas dan Percakapan (Community and Conversation).

Media online memiliki peran yang lebih besar daripada media cetak atau media konvensional lainnya, yakni sebagai penjaring komunitas. Jurnalis online juga harus memberi jawaban atau timbal balik kepada publik sebagai sebuah balasan atas interaksi yang dilakukan publik tadi.

Karakteristik Jurnalistik Online

Perbedaan utama jurnalistik online dengan “jurnalistik tradisional” (cetak, radio, TV) adalah kecepatan, kemudahan akses, bisa di-update dan dihapus kapan saja, dan interaksi dengan pembaca atau pengguna (user).

Jurnalistik online juga “tidak mengenal” tenggat waktu (deadline) sebagaimana dikenal di media cetak. Deadline bagi jurnalistik online –dalam pengertian “publikasi paling lambat” adalah “beberapa menit bahkan detik” setelah kejadian berlangsung.

Jurnalistik online dicirikan sebagai praktek jurnalistik yang mempertimbangkan beragam format media (multimedia) untuk menyusun isi liputan menungkinkan terjadinya interaksi antara jurnalist dengan audiens dan menghubungkan berbagai elemen berita dengan sumber-sumber online yang lain.

Kemampuan interaktivitas jurnalistik online dianggap mampu meruntuhkan aturan lama tradisi jurnalistik, bahwa “kebenaran faktual” terletak pada praktik jurnalistik karena hanya wartawan yang tahu dan memutuskan informasi macam mana yang dibutuhkan oleh khalayak.

Kebenaran faktual, objektivitas, dan imparsialitas tidak lagi dibangun pada ruang senyap editor, namun dipertukarkan antara jurnalis dan publik.

Mike Ward dalam Journalism Online (Focal Press, 2002) menyebutkan beberapa karakteristik jurnalistik online sekaligus yang membedakannya dengan media konvernsional (keunggulan), yaitu:

1. Immediacy

Kesegeraan atau kecepatan penyampaian informasi. Radio dan TV memang bisa cepat menyampaikan berita, namun biasanya harus “menginterupsi” acara yang sedang berlangsung (breaking news). Jurnalistik online tidak demikian. Tiap menit, bahkan dalam hitungan detik, sebuah berita dapat diposting.

2. Multiple Pagination

Bisa berupa ratusan page (halaman), terkait satu sama lain, juga bisa dibuka tersendiri (new tab/new window).

3. Multimedia

Jurnalisme online menyajikan gabungan teks, gambar, audio, video, dan grafis sekaligus.

4. Flexibility Delivery Platform

Wartawan bisa menulis berita kapan saja dan di mana saja, di atas tempat tidur sekalipun.

5. Archieving

Karya-karya jurnalistik terarsipkan, dapat dikelompokkan berdasarkan kategori (rubrik) atau kata kunci (keyword, tags), juga tersimpan lama yang dapat diakses kapan pun.

6. Relationship with reader

Kontak atau interaksi dengan pembaca dapat “langsung” saat itu juga melalui kolom komentar dan lain-lain.

Karakteristik serupa dikemukakan James C. Foust ketika mengemukakan keunggulan jurnalistik online dalam Online Journalism: Principles and Practices of News for The Web (2005):

1. Audience Control

Audiens atau pembaca dapat lebih leluasa dalam memilih berita yang mereka sukai hanya dengan menggerakkan jari, mouse, atau cursor dan mengklik link judul yang dikehendaki.

2. Nonlienarity

Tiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri atau tidak berurutan.

3. Storage and Retrieval

Berita atau informasi tersimpan atau terarsipkan dan diakses kembali dengan mudah kapan saja.

4. Unlimited Space

Memungkinkan jumlah berita jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya. Berbeda dengan berita radio/televisi yang dibatasasi durasi (air time) dan koran yang dibatasi kolom atau halaman.

5. Immediacy

Kesegeraan, cepat, dan langsung.

6. Multimedia Capability

Bisa menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita.

7. Interactivity

Memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca seperti penyediaan kolom komentar dan fasilitas share ke media sosial –umumnya facebook dan twitter.

Elemen Jurnalistik Online

Karakter jurnalistik online juga tergambar dalam elemen jurnalistik online yang disebutkan Rey G. Rosales dalam The Elements of Online Journalism (iUniverse, 2006).

Jurnalistik online memiliki elemen multimedia dalam pemberitaannya, meliputi dasar (basic) dan advance.

1. Elemen Dasar

Elemen dasar jurnalisik online mencakup: judul (headline), isi (text), gambar atau foto (picture), grafis seperti ilustrasi dan logo, serta link terkait (related link).

  • Headline adalah judul berita yang ketika diklik akan membuka tulisan secara lengkap dengan halaman tersendiri.
  • Text adalah tubuh tulisan dalam satu halaman utuh atau terpisah ke dalam beberapa tautan (link).
  • Picture –Gambar yang menyertai atau memperkuat cerita.
  • Ghraphic –Grafis –biasanya berupa logo, gambar, atau ilustrasi yang terkait dengan berita.
  • Related Link –Link terkait; tulisan terkait yang menambah informasi dan penambahan wawasan bagi pembaca, biasanya di akhir tulisan atau di sampingnya.

2. Elemen Advance

Elemen Advance meliputi elemen dasar ditambah audio, video, slide show, animasi, interactive feature (timeline, map), and interactive game.

  • Audio –Suara, musik, atau rekaman suara yang berdiri sendiri atau digabungkan dengan slide show atau video.
  • Video –Video yang terkait dengan tulisan.
  • Slide Shows –Koleksi foto yang lebih mirip galeri gambar yang biasanya disertai keterangan foto. Beberapa slide shows juga bisa disertai suara (suond, voice)
  • Animation –Animasi atau gambar bergerak yang diproduksi untuk menambah dampak cerita.
  • Interactive Features –Grafis yang didesain untuk interaksi dengan pengguna (user), misalnya termasuk peta lokasi (map, google map).
  • Interactive Games –Biasanya didesain seperti mini-video games yang bisa dimainkan oleh user (play the news).

Keunggulan jurnalisme online 

Karakter sekaligus keunggulan jurnalisme online yang tidak dimiliki oleh media konvensional dalam berita online dengan baik dipaparkan Richard Craig dalam bukunya, Online Journalism: Reporting, Writing, and Editing for New Media (2005), yaitu:

  1. Pembaca dapat menggunakan link untuk menawarkan pengguna dalam membaca lebih lanjut pada setiap berita.
  2. Pembaca dapat memperbarui berita secara langsung dan teratur.
  3. Informasi di online sangatlah luas.
  4. Tersedianya penambahan suara, video, dan konten online yang dimiliki cetak.
  5. Dapat menyimpan arsip online dari zaman ke zaman.

Jurnalistik Masa Depan

Sifat multimedia pada jurnalistik online menjadikannya sebagai jurnalistik masa depan: wartawan tidak hanya menyusun teks berita dan menampilkan foto, tapi juga melengkapinya dengan suara dan gambar (audio-video).

Dengan jurnalistik online pula, kini tidak ada lagi istilah “berita tidak dapat dipublikasikan” alias hanya menjadi arsip tulisan di komputernya, karena jika media tempatnya bekerja menolak memuat beritanya, ia dapat memuatnya di blog atau situs jejaring sosial.

Selain itu, kini publik tidak lagi semata tergantung pada media-media konvensional untuk mengikutin perkembangan dunia. Berbagai data menunjukkan, pengguna internet dari waktu ke waktu terus tumbuh.

Publik kian menjadikan media online sebagai rujukan utama ketika mereka membutuhkan informasi apa pun.

“Budaya Internet” kian kuat di kalangan masyarakat berkat kehadiran situs-situs “mesin pencari” (search engine) seperti Google, Yahoo, Bing, dan Ask. Dengan hanya mengetikkan kata kunci di situs mesin pencari itu, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi.

Dalam catatan Wikipedia, perkembangan internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka –dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon, kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui internet.

Transaksi melalui internet ini dikenal dengan nama e-commerce dan “online store” atau “bisnis online” pun bermunculan.

Kilas Sejarah Jurnalistik Online

Berbagai literatur jurnalistik online menunjukkan, jenis jurnalisme baru ini tidak lepas dari ditemukannya teknologi komputer yang diikuti kemunculan teknologi internet yang dikembangkan pada tahun 1990-an.

Penemuan dan pengembangan teknologi nirkabel (wireless) pada notebook memudahkan proses jurnalistik atau kerja wartawan.

Tanggal 17 Januari 1998 disebut-sebut sebagai tonggak sejarah kelahiran jurnalistik online, yaitu ketika Mark Druge, berbekal sebuah laptop dan modem, mempublikasikan kisah perselingkuhan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dengan Monica Lewinsky (Monicagate) di website Drudge Report, setelah majalah Newsweek dikabarkan menolak memuat kisah skandal seks hasil investigasi Michael Isikoff itu.

Semua orang yang mengakses internet segera mengetahui rincian cerita “monicagate” yang juga dikenal dengan sebutan “Monica Scandal” dan “Sexgate” itu.

Dua tahun kemudian atau awal tahun 2000-an, muncullah situs-situs pribadi yang menampilkan laporan jurnalistik pemiliknya yang kini dikenal dengan website blog, weblog, atau blog saja.

Kemunculan dan perkembangan jurnalistik online di Indonesia juga dimulai dengan berita menggegerkan, yaitu berakhirnya era pemerinatahan Orde Baru saat Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.

Berita pengunduran diri Soeharto tersebar luas melalui milist (mailing list) yang sudah mulai dikenal luas di kalangan aktivis demokrasi dan mahasiswa.

Setelah itu, seiring “euforia reformasi”, beragam media online pun hadir, seperti detik.com, bidik.com, mandiri-online.com, dan berpolitik.com yang disebut-sebut sebagai “pioner jurnalistik online di Indonesia”, diikuti kehadiran tiga situs besar –Astaga.com, Satunet.com, dan KafeGaul.com.

Saat ini sejarah jurnalistik online didominasi oleh situs-situs berita yang merupakan “edisi online” suratkabar, meski belakangan kontennya menjadi tersendiri atau berbeda.

Demikian pengertian jurnalistik online serta prinsip, karakteristik, elemen, dan sejarahnya.

Dikutip dari buku Jurnalistik Online, Panduan Mengelola Media Online, karya Asep Syamsul M. Romli, penerbit Nuansa Cendekia. Order!

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here