Oleh Taufan Hidayat
Hampir tidak perlu untuk kita perdebatkan bahwa media digital telah secara permanen mengubah cara kita hidup: bekerja dan bermain.
Tetapi pembicaraan tentang ‘era digital’ yang telah di depan mata kita ini menunjukkan sesuatu yang konkret dan dapat didefinisikan, menentukan dengan tepat bagaimana teknologi baru ini telah bermanuver sendiri ke dalam setiap aspek kehidupan kita bukanlah tugas kecil.
Kita semua dapat menunjukkan cara hidup kita menjadi lebih saling berhubungan dan pekerjaan kita lebih produktif (paling konkret adalah melalui kemajuan komputasi dan penemuan internet), tetapi kita jarang berbicara tentang bagaimana teknologi ini mengubah kita sebagai manusia, dan mengubah cara kita berhubungan satu sama lain dalam kehidupan personal dan publik.
Misalnya, sifat umpan berita Facebook yang berkembang menawarkan contoh sempurna dari fenomena ini; di mana dulu kita (tampaknya) memegang kendali, memposting foto atau video kegiatan sehari-hari untuk kesenangan hati kita, perusahaan multinasional sekarang membayar ruang iklan, sambil berpura-pura menjadi teman kita.
Baru kemarin sebuah perusahaan multinasional muncul di newsfeed saya, menanyakan pandangan saya tentang lingkungan, mengkonfirmasikan kepada saya bahwa ranah privat dan publik akhirnya melebur tanpa halangan.
Pada akhirnya, saya hanya menjadi objek yang secara tidak kita sadari dikendalikan oleh para pemain global.
Pengaburan batas-batas antara publik dan privat inilah yang membuat saya tertarik untuk lebih dalam masuk ke dalamnya.
Kita akan terus menjadi penonton atau pelaku di dalam revolusi digital yang akan terus berkembang biak nyaris tanpa bisa dikendalikan.*